Sering peternak menghadapi masalah dengan bau kotoran ayam yang mengganggu lingkungan sekitar. Padahal ini bisa diminimalkan dengan mengolahnya menjadi kompos, meskipun ini perlu sedikit usaha yang juga bisa menghasilkan uang nantinya. Mengolah kotoran ayam menjadi kompos adalah langkah yang tepat dalam menghadapi efek buruk dari peternakaan ayam.
Kotoran ayam akan berlimpah terutama bila peternakan ini model ayam petelur maupun ayam potong. Peternak akan memacu perkembangan ayamnya, sehingga memberi makan yang banyak dan sudah tentu kotoran ayam juga akan semakin banyak. Dilema inilah yang harus dicari jalan keluarnya dengan mengolahnya menjadi kompos.
Kebanyakan banyak yang antipati saat peternakan ayam berada dekat pemukiman. Padahal bila mengolah kotoran ayam secara tepat, polusi bau dari kotoran ayam bisa diminimalkan. Telek atau kotoran ayam ini bisa segera diolah melalui proses pengomposan, sehingga baunya bisa hilang dengan cepat.
Kendala lain yang menghambat proses pengomposan pada kotoran ayam ini juga seputar penggunaan kompos dari kotoran ayam. Rendahnya daya serap kompos ini juga memicu kurang diminatinya pengomposan dari kotoran ayam. Namun situasi akan beda bila penggunaan kompos semakin dibutuhkan, dan harga pupuk kimia semakin mahal.
Pengomposan dari kotoran ayam bisa dilakukan dengan campuran limbah peternakan atau pertanian yang ada di sekitar tempat tersebut. Bisa dari jerami, batang jagung, rumput kering, daun kering, sampah, daun tebu, hampir semua limbah pertanian bisa digunakan sebagai campuran untuk kompos dari kotoran ayam. Hanya perlu sedikit penyesuaian prosentasi antara kotoran ayam dan limbah pertanian ini.
Menyiapkan kotoran ayam sebagai bahan kompos
Biasanya kadar air kotoran ayam terlalu tinggi bila langsung digunakan untuk pengomposan, maka sedikit dibiarkan akan mengurangi kadar airnya. Namun bila campuran bahan kompos lainnya dalam keadaan kering, maka kotoran ayam bisa langsung digunakan. Cara mengukur kadar air dari kotoran ayam sudah memenuhi untuk pengomposan adalah dengan mencampur dua timba kotoran ayam dan satu timba limbah pertanian, bila diperas tidak keluar air atau hanya setetes air yang keluar, maka kotoran ayam ini sudah bisa digunakan untuk pengomposan.
Intinya dilihat hasil percampuran dari prosentase kotoran ayam dan limbah pertanian, bila kadar airnya cukup, maka sudah bisa digunakan untuk pengomposan. Memang bahan dari limbah pertanian bisa dalam keadaan basah atau kering, namun melihatnya dengan melihat percampuran dari bahan tersebut. Pengetesan bisa dilakukan dengan cara sederhana, tanpa harus menggunakan peralatan yang modern.
Menyiapkan campuran limbah pertanian
Apapun jenis limbah pertanian yang akan digunakan untuk pengomposan, harus dalam keadaan terpotong kecil. Ini untuk mempercepat proses pengomposan, namun bila komponen waktu bukan menjadi halangan, maka limbah pertanian apa adanya bisa langsung digunakan. Biasanya proses pengomposan akan menjadi lebih lama bila limbah untuk campuran pengomposan tidak diolah dulu.
Bila kompos ini nantinya untuk dipakai sendiri, pengolahan campuran limbah pertanian hanya memposisikan tidak terlalu basah. Ini bisa disesuaikan dengan kadar air dari kotoran ayam, jangan sampai campuran ini nantinya terlalu basah atau terlalu kering.
Mencampur kotoran ayam dengan limbah pertanian
Untuk menemukan percampuran yang tepat antara kotoran ayam dan limbah pertanian, maka dua timba kotoran ayam dan satu timba limbah pertanian bisa dicampur dan dicek kadar airnya. Bila diperas hanya mengeluarkan air sedikit, ini adalah takaran kadar air yang tepat. Namun bila kondisi limbah pertanian cukup kering, prosentasenya bisa dinaikan sebagai faktor penyeimbang kadar air yang tepat tadi.
Campuran ini harus diaduk sampai rata, sehingga konturnya akan berbeda dari bentuk asalnya. Campuran antara kotoran ayam dan limbah pertanian ini sudah siap untuk dikomposting, dan harus ditutup dengan plastik atau terpal. Ini untuk proses composting dan menghindari percampuran dengan air hujan atu sinar matahari.
Mengaduk campuran kompos dari kotoran ayam
Campuran tadi diaduk selang tiga sampai 7 hari untuk oksigenasi dan meratakan proses pengomposan. Lalu tutup lagi dengan terpal atau plastik untuk melanjutkan proses pengomposan. Biasanya bau kotoran ayam akan perlahan menghilang seiring berjalannya proses pengomposan.
Setelah tiga sampai empat minggu proses pengomposan sudah mulai terlihat. Ada perubahan kontur dan warna pada campuran kotoran ayam tadi. Baunya akan menghilang, biasanya penyaringan sudah bisa dilakukan, bila kompos tersebut dikemas dalam plastik atau karung. Namun bisa juga langsung digunakan untuk menyuburkan tanah pertanian.