Omah omah yuk

 Seorang gadis cantik menulis dengan pasti sebuah wisdom yang mungkin akan dilupakan saat emosi memuncak. Kalimatnya tentang “dengan mengetahui diri sendiri merupakan awal dari semua kebijakan”. Tulisan itu terlihat indah, menginspirasi untuk selalu belajar di diri kita.

Memang kalau tahu karakter kita akan mengetahui kelemahan kita, sehingga bisa membuat sebuah kebijakan di setiap tindakan. Termasuk apa sebenarnya karakter sebuah tangan yang bisa tega meneteskan darah, walau harusnya tega nya diganti tegas karena dengan emosi rendah. Tapi tetap saja ada makna yang harus dipahami atas ke tega an dalam melakukan itu.

Dalam keadaan sadar ini termasuk profil tega atau tegas ini memberi pengaruh secara tidak sadar. Hati yang mungkin bisa dikesampingkan, sesuatu yang bisa dikatakan dengan unprecedented move. Lebih focus bisa disimpulkan think fast atau berpikir cepat dengan mengesampingkan hati.

Judging without proof is baseless 

Sulit memang menyimpulkan sesuatu tanpa bukti yang bisa dipegang. Bagi yang terbiasa berpikir scientifically pasti ini nonsense, istilahnya tanpa dasar. Walau sebenarnya bisa di ambil saat merenung untuk memastikan ini sebuah kebijakan atau tidak.

Bisa jadi terlalu kejam, tapi bila didukung suatu pengulangan kesalahan, suatu yang sepele bisa disimpulkan pengabaian. Ada harga diri, bisa pula ada nilai yang mungkin berbeda. Itulah diri yang mendasari, juga pengalaman hidup yang menempa itu menjadi perspective.

Jadi kekejaman itu dikesampingkan saat kriminalnya memang bersalah, meski itu kesalahan kecil kalau berkali kali akan terkena pasal pengabaian yang hukumannya lebih berat. Lho kok ke hukum sih, ini tadi ngomong apa sih lol. Ya sekedar mengisi waktu untuk intropeksi, kadang ada kebenaran untuk berpikir ribuan kali sebelum bertindak.

Omahe wis onok kok

Segala yang indah itu sering menghanyutkan, meninabobokan hingga lupa akan sesuatu yang sedang berjalan di sekitar. Ibarat sebuah kabut yang menyelimuti pagi, cahayanya tak mampu menembus dasar, tapi bisa diterima nalar. Itulah hati, yang selalu mampu meneduhkan bahkan di saat gelap sekalipun.

Kadang pendidikan membuat hati begitu mudah dikesampingkan, seperti membawa orang untuk lebih rasional. Lebih melihat data yang ada, daripada menilai maksud dibaliknya. Ada kala semua itu hanyalah sebuah cobaan akan sebuah kesabaran.

Sebuah tes untuk melihat apa reaksi, saat pikiran dan hati begitu gelap. Meski seorang mapan dan terpelajar, suatu saat akan menghadapi masa gelap dalam hidup, masa yang mengaduk emosi hingga setinggi pohon akasia lol. Hanya sekedar cerminan di saat kening berkerut, jangan mudah meneteskan darah di rumah.


Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013. detipso - All Rights Reserved | Template Created by Infotipso Proudly powered by Blogger