Rendahnya resapan DAS penyebab banjir tak kunjung surut

 Kalau banjir sudah mengenangi satu bulan tak kunjung surut, maka tempat tersebut lebih layak menjadi sungai atau danau daripada sebuah tempat pemukiman. Apalagi dengan infrastruktur jalan yang juga rusak, maka lebih baik mengembalikan tempat tersebut sebagai tempat resapan air. Tentu saja mereka harus mau direlokasi ke tempat lain yang lebih aman.

Mumpung lagi airnya mengenangi daerah yang luas, maka dipetakan lah seberapa luas resapan air yang dibutuhkan. Nantinya ini akan jadi tempat resapan permanen dan tidak boleh lagi diutak atik peruntukannya. Kesalahan tata ruang, perijinan lahan yang diberikan menjadi penyebab banjir yang meluas dan tak kunjung surut.

Bukan rahasia lagi ada uang semua urusan lancar, seperti cerita seorang tetangga dia tak pantas disebut petani sawit, karena dia disini lahannya disana lol. Mungkin pengusaha sawit lah namanya, soalnya dia mengerti betul seluk beluk sawit. Tanaman yang menyebabkan kegersangan dan hilangnya hutan produktif.

Urusan peralihan fungsi lahan yang begitu mudah

Dia bercerita bagaimana mudahnya mendapat ijin konsesi pengalihan hutan produktif menjadi perkebunan sawit. Katanya cukup dengan satu Honda jazz dapat beribu hektar ijin kebun sawitnya. Tentu saja lewat oknum departemen yang serakah dan nih tetangga yang juga loba lol.

Nih orang kalau bicara selalu menang sendiri, walau pada akhirnya dia sadar menyebabkan banjir di sekitar perkebunannya. Kata dia lahan sawit ini menyebabkan tanah menjadi gersang dan tidak mudah untuk ditanami. Ini tentu saja membuat fungsi resapan air hilang, padahal ini asalnya hutan produktif.

Memang sih hutan dengan komoditas kayu ini butuh puluhan tahun untuk balik modal. Tidak seperti sawit yang dengan cepat bisa diambil untungnya. Jadinya kebanyakan tuh ijin hutan produktif diserobot jadi sawit, memang masih ada tumbuhan sawitnya tapi tidak ada fungsi resapannya.

Berargumentasi boleh tapi dengan data valid

Boleh ngotot bahwa hutan masih ada tumbuhannya, tapi lihat di data itu pohon sawit semua. Trus pelajari begitu negatifnya pohon sawit bagi lingkungan. Kalau pihak luar concern dengan sawit kita, lah iyalah kita yang salah.

Lah wong ada uang pengganti karbon, eh tumbuhannya diganti sawit. Kita ini yang ngotot salah, trus pakai istilah nasionalisme, mencemarkan nama baik. Itu semua seperti orang uncivil, kekeuh dengan pemikiran yang salah.

Boleh jadi dunia berharap terlalu tinggi pada kita yang gak mampu untuk menjaga satu satunya hutan tropis dunia. Paru paru dunia bagi keberlangsungan penduduk dunia. Mungkinkah perlu banjir selama setahun untuk sadar kesalahan kita?

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013. detipso - All Rights Reserved | Template Created by Infotipso Proudly powered by Blogger